Get Your Life Back

Get Your Life Back

Halo, pembaca The Ilagularity.

Tidakkah melegakan andai segala sesuatu yang kita rencanakan susah payah sebelumnya berjalan dengan lancar?

Kita nyaris selalu memperhatikan hingga detail terkecil untuk setiap proyek/tugas yang atasan/dosen tugaskan.

Upaya-upaya pencegahan pun dilakukan dengan menyiapkan back up plan dari A sampai Z, demi memastikan agar semuanya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, tetapi...

… bukankah manusia hanya bisa berkehendak?

Satu-dua hal mungkin bakal muncul di luar perkiraan kita.

Ada saja insiden-insiden remeh yang justru berpotensi menggagalkan rencana kita.

Dan, ketika mengingat berapa banyak waktu dan tenaga yang telah kita dedikasikan guna memastikan semuanya berjalan mulus tanpa gangguan, hati kita pun dipenuhi dengan kekecewaan.

Kepanikan dan keputusasaan bertubi-tubi menghantam kita pula.

Sampai-sampai, tanpa kita sadari, kita melepaskan kontrol atas emosi-emosi negatif seperti merasa takut dan gelisah, misalnya, dan membiarkan mereka menduduki kita.

Lambat laun, kita pun berhenti memandang permasalahan tersebut menggunakan logika.

Tetapi, akankah persoalannya terselesaikan begitu saja?

Sayangnya tidak.

Malahan, kita semakin kewalahan menghadapinya.

Perlahan-lahan, situasinya semakin memburuk lantaran kita gagal meredam kepanikan di awal.

Ada satu kata yang cocok untuk mendeskripsikannya.

Situasi semacam ini adalah murni sebuah “bencana”.

Ibarat terperangkap di dalam pasir hisap, alih-alih mengangkat kita keluar, kepanikan dan lepas-kendalinya kita cuma bakal menenggelamkan kita lebih dalam.

Sebelum itu terjadi, mari kita bergegas mengatasinya.

Apa yang bisa kita lakukan, memangnya?

Bagaimana bisa kita mencegah diri kita dari bertindak gegabah saat rencana kita urung terwujud sesuai apa yang diharapkan?

Mengubah mindset kita adalah jawabannya.

Lebih tepatnya lagi, mengubah pola pikir kita supaya menemukan kesempatan-kesempatan tidak terduga di setiap permasalahan yang kita jumpai.

Mengapa kita harus repot-repot bertindak sampai sejauh itu?

Bukankah lebih mudah untuk menyerah dan memulai kembali dari awal?

Karena, Kawan, itu ialah salah satu cara yang akan menolong kita untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

Di masa yang akan datang, kita semestinya mulai melihat problem yang kita miliki sebagai “tantangan”.

Kalau kita memilih mengambil belokan memutar ketimbang menghadapinya, kita bakal kesulitan untuk keluar dari zona nyaman kita.

Dengan melompati pagar tinggi, kita akan belajar untuk terbiasa melakukan hal-hal di luar batasan kita dan, mudah-mudahan, dapat menjadi lebih baik dari kemarin.

Apa, sih, yang bakal terjadi kalau kita memilih rute ini?

Menjadi “tak terkalahkan”.

Itu predikat baru yang mungkin kita sandang setelahnya.

Kemampuan beradaptasi kita juga meningkat berkatnya, lantaran kapan pun rengrengan yang kita punya kandas, kita terlatih supaya lekas-lekas memikirkan konsep berikutnya dengan peluang keberhasilan yang lebih tinggi.

Nah, andai lain kali kita dituntut untuk jadi “si serba bisa” oleh si bos/dosen yang doyan memperhatikan hasil pekerjaan kita hingga detail terkecil, jadikan itu kesempatan untuk mengasah skill kita dan menjadi expert di bidang yang kita tekuni.

“What doesn’t kill you make you stronger.” – Kelly Clarkson

Jadi, jika di waktu mendatang kita secara tidak sengaja tersandung problem serupa lagi dan dikelilingi dengan cobaan-cobaan yang memusingkan, ingat: Pandang permasalahan tersebut sebagai tantangan dan berpikir kreatif, selalu cari kesempatan di balik kesulitan.

 

Take actions.

  • Ubah pola pikir guna menemukan kesempatan-kesempatan tidak terduga di setiap permasalahan yang dijumpai.

14 komentar

  1. merubah mindset, keluar dari zona nyaman, ulasan yang sangat menarik, terima kasih sudah berbagi

    BalasHapus
  2. Setuju dengan pernyataan Kak Ila untuk berusaha menyelesaikan masalah, bukan menghindarinya :D
    Aku sendiri merasakan bagaimana pengalaman hidup kita bertambah ketika kita menghadapi masalah-masalah yang ada dan menemukan solusinyaa 😆. Dan, pengalaman adalah guru yang terbaik, jadiii aku percaya perbanyak pengalaman hidup melalui pemecahan masalah bisa jadi salah satu guru terbaik untuk di masa depan hihihi.

    Thank you for sharing, Kak! Nice writing 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Exactly, Mbak Lia. Tantangan itu nyeremin, tapi seseram apapun itu, ada hal bagus yang semoga bisa kita petik darinya. Dan, betul banget, Mbak Lia. "Pengalaman adalah guru terbaik", tetapi saya sering saya menyadari saya ini bukan murid yang baik, hehehehe, jadi masih sering aja ogah ndengerin wejangan-wejangan yang dikasih "guru" super bijak itu. Moga-moga bandelnya saya ini berkurang seiring waktu.

      With pleasure, Mbak Lia.

      Hapus
  3. Masalah ada, utk melatih kita menjadi lebih kreatif, lebih tenang ketika handle problem, dan lebih kuat pada akhirnya :).

    Orang yang hidupnya lempeng2 aja, susah untuk bisa diandalkan ketika masalah datang menghadang. Krn seumur hidup cuma menghadapi jalan lurus bebas hambatan :D.

    Makanya aku melatih anakku utk bisa menyelesaikan sendiri dulu masalah2nya. Baru setelah itu aku datang membantu, kalo memang ga selesai2.kalo mereka trus disuapin, ga akan membantu perkembangan mindsetnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Respek dengan Mbak Fanny, sedari kecil sudah mendidik anak supaya berani mengambil tantangan. Saya lihat masih ada orang tua yang takut-takut melepas anak buat bereksplorasi, berkreasi, dan beradaptasi dengan rintangan-rintangan yang dihadapi. "Kasihan, masih kecil." sering jadi alasannya. Justru, dengan diajarkan sedari dini pentingnya keberanian untuk mengambil tantangan, anak akan tumbuh besar menjadi pribadi yang pemberani pula. Semoga anak-anak Mbak Fanny juga tumbuh menjadi sosok-sosok yang pemberani juga.

      Hapus
  4. Bukan juga kebetulan, tidak juga bermaksud membanggakan diri, tetapi inilah yang ditanamkan sedari kecil. Masalah teman hidup bagi bagi orang hidup. Jika hidup tanpa masalah hahaha barangkali surga kecil sudah tercipta di bumi ini.

    Sayasangat setuju dengan mengubah pola pikir, semua hal yang terjadi tergantung cara kita berpikir. Kata bung Adrian Napitupulu, politisi PDI Perjuangan tindakan adalah manifestasi dari pikiran. Saya amini pernyataan tersebut karena apa pun tindakan kita (positif atau negatif) merupakan ekspresi dari cara kita menghadapi masalah.

    Semua itu tergantung cara pandang.

    Sekedar berbagi, terkait topik ini, saya bertugas sebagai pendidik di tanah Papua. Sebulan sekali (itu pun tergantung cuaca) baru melihat kota. Tak ada internet, apalagi teknologi canggih. Itulah tempat saya bertugas di Papua. Suatu ketiga saya ditempatkan di Jakarta, semuanya berbasis digital.

    Bahkan google classroom saja baru saya tahu di tempat itu, saya mengganggapnya hebat sedangkan mereka sudah meninggalkan aplikasi google itu. Bisa dibayangkan gapteknya saya, Lebih sulit lagi Bahasa pengantarnya harus Bahasa Inggris, sedangkan saya, Yes no saja salah tulis dan ucap.

    Jika saya berpikir itu masalah maka tamatlah karier saya. Tetapi saya menganggap itu sebagai tantangan yang harus dimenangkan disertai dengan usaha untuk menjadi pemenang maka Puji Tuhan saya saya masih bisa berada di temapat yang hebat dan kota yang luar biasa ini, Jakarta namanya.

    Sharing saya di atas mau menegaskan kembali pernyataan penulis bahwa masalah jika dianggap beban maka akan jadi masalah tanpa solusi, jika masalah dianggap sebagai tantangan yang harus dimenangkan maka masalah bisa jadi solusi. Kuncinya tentang mindset.

    Peneguhan yang menguatkan. Terima kasih sahabat di balik layar Theilagularity. Salam sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa sekali, Mas Martin. Semoga tekad yang kuat dan asa yang tidak pernah putus itu terus menguatkan Mas Martin untuk bertarung dengan kerasnya kehidupan ibu kota. Bicara soal "manifestasi", saya sempat lupa mengulas poin itu di sini, tetapi terima kasih buat komentarnya, ya, menginspirasi saya buat materi post berikutnya. Salam sehat selalu!

      Hapus
  5. Ulasan yang menarik.. bisa sebagai motivasi juga meski dalam suasana rebahan begini rasanya sedikit sulit.. Tapi apa salahnya untuk mencoba?

    BalasHapus
  6. Kadang menjadikan permasalahan menjadi sebuah tantangan itu sulit dilakukan ya, kak. Tapi setiap orang pasti berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan banyak juga loh yang sudah mencoba keluar dari zona nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apresiasi sebesar-besarnya buat kita yang sudah berani mencoba keluar dari zona nyaman! Kita luar biasa!

      Hapus
  7. Yes! Selalu melihat sisi lain dari sebuah masalah. When life gives you lemons, make lemonade! Mungkin ini yah rahasia kesuksesan dan keberhasilan orang-orang hebat di dunia. Apalagi ditambah dengan mensyukuri apapun yang kita alami, kita bakal jadi orang yang tidak terkalahkan! hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Exactly! Kita juga bisa mengikuti langkah tokoh-tokoh hebat di dunia, dimulai dengan cerdik melihat yang tidak biasa dari sebuah masalah.

      Hapus

Hey, what did you think of the article? Join the discussion and let me know below!