Every Day is a Fresh Start

Motivasi Menyambut Hari Baru

Halo, pembaca The Ilagularity.

Apakah Kawan punya kebiasaan untuk menyusun resolusi di setiap tahun baru?

Misalnya, di tahun 2021 ini, apa hal-hal baru yang Kawan ingin coba untuk pelajari?

Kebiasaan-kebiasaan baru apa yang hendak Kawan adaptasi?

Berbicara mengenai “resolusi”, kita tidak mesti menunggu sampai tahun berganti demi membuat gebrakan baru di keseharian kita.

Setiap kali kita menyongsong pagi yang baru, sebetulnya kita tengah menjalani sebuah awal yang baru pula.

Dan, di awal yang baru itu, kita berkesempatan untuk melakukan segudang kegiatan yang sama sekali berbeda daripada biasanya: entah itu belajar kemampuan baru, berkarya, menyembuhkan dan memperkuat diri dari luka di masa lalu, atau, bahkan bertumbuh menjadi pribadi yang selangkah lebih bijak dari kemarin.

Hari yang baru, tanpa menunggu apakah itu terjadi di minggu, bulan, atau tahun yang berbeda, menghadiahi kita dengan satu kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kita perbuat, menyetel ulang siapa kita, dan memetik pelajaran berharga dari pengalaman di masa silam.

Sungguh, bukan berlebihan jika dibilang sesungguhnya kita ini tidak pernah terlambat untuk mengubah hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana dan berganti haluan.

Bersikukuh mengikuti cara-cara lama yang terbukti gagal dan enggan belajar darinya adalah pilihan bebal.

Apanya yang akan berubah kalau kita sendiri menolak berubah?

“Insanity is doing the same thing over and over again and expecting different results.” – Albert Einstein

Tantangan yang berat, memang. Tetapi itu bukan berarti kita tidak sanggup mencobanya.

Kita mungkin perlu menjadi lebih luwes.

Kita mungkin perlu menanggalkan kekolotan kita dan menerima perubahan.

Lalu, pikirkan matang-matang, bukan apa yang ingin kita lakukan besok, tetapi emosi-emosi seperti apa yang ingin kita rasakan?

Bak seorang pelukis, bayangkan setiap hari kita memulai menggambar di media baru; sebuah kanvas kosong yang bersih dari cela apapun.

Apa yang akan kita torehkan di atasnya?

Kreasi macam apa yang bisa kita hasilkan darinya?

Apabila kita menggenggam kuas diliputi dengan perasaan-perasaan kurang menyenangkan seperti amarah, dongkol, atau pesimisme, kanvas tersebut akan dipenuhi dengan gambar-gambar memprihatinkan.

Lukisan itu mencerminkan hati sang penciptanya yang digantungi oleh awan kelabu.

Namun sebaliknya, andai setiap hari kita menaruh harapan-harapan positif dan melukis dengan niat baik, tidakkah hasilnya akan sama sekali berbeda?

Jadi, untuk menyambut matahari yang akan terbit lagi esok, mengapa kita tidak menantang diri sendiri untuk mengambil jalan yang berbeda dari hari ini?

Pikirkan tentang “pemandangan” baru yang dapat kita saksikan di sepanjang perjalanan; sesuatu yang sama sekali tidak pernah kita temui di rute sebelumnya.

Bayangkan betapa bahagianya kita di setiap langkah yang kita ambil.

Alih-alih membawa kebencian yang sama terhadap rekan kerja kita dalam meeting besok, atasi persoalannya sedari dini dan temukan solusi untuk mengakhiri permusuhan tersebut. Apakah selama ini kita terlalu fokus kepada kekurangan-kekurangannya, sampai lupa bahwa semua orang tidak terlahir sempurna?

Lalu, ketimbang lagi-lagi menenggelamkan diri di dalam kubangan penderitaan yang seolah tidak ada habisnya, mengapa kita tidak mensyukuri berkah-berkah yang kita terima selama ini terlepas dari cobaan-cobaan yang menimpa?

Kita selalu punya pilihan. Apa dan kapan kita memutuskannya adalah perkara-perkara lain yang akan menentukan permulaan seperti apa yang bakal kita punya besok.

 

Take actions.

  • Jangan ragu untuk segera mengubah mindset apabila rencana-rencana lama tidak kunjung membuahkan hasil.
  • Buang jauh-jauh ketakutan akan perubahan, terlebih lagi untuk sebab-sebab yang baik.
  • Visualisasikan emosi-emosi positif di pagi hari sebelum beraktivitas untuk membangun motivasi internal, dan jaga emosi tersebut hingga hari berakhir.

10 komentar

  1. wah mantab motivasinya...

    benar juga ya...hari yang lalu boleh kelabu

    tapi hari ke depan harus dihiasi dengan semangat karena kehidupan akan terus berputar karena selagi nafas masih ada dalam raga...apapun yang ada harus dijalani..biar kata ga selamanya mulus, yang penting isi dulu dengan tekad dan afirmasi positif 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha terima kasih apresiasinya, Mbak... Eh, saya panggilnya apa, ya? Mbak Nita? Mbak Tiwi? Mohon koreksinya kalau sempat mampir lagi ke sini, hehe.

      Hapus
  2. Hallo salam kenal sobat terkasih di balik 'layar' The Ilagularity. Membaca ulasan penuh refleksi ini membuat saya bertanya pada diri, "apakah di balik 'layar' The Ilagularity adalah seorang hamba Tuhan?"

    Saya diteguhkan oleh pencerahan ini, hal penting untuk saya secara personal adalah ".....Apakah selama ini kita terlalu fokus pada kekurangan-kekurangannya, sampai lupa bahwa semua orang tidak terlahir sempurna?......." ini poin penting dari ulasan bijak ini, saya bawah untuk refleksi diri.

    Untuk berkaca diri, sebelum berujar, apalagi menghakimi, terima kasih sahabat, refleksi batin yang teramat dalam. Sukses dan semoga selalu menjadi berkat.

    Resolusi tidak harus tungguh tahun depan. Hargai setiap perubahan meskipun kecil. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

    Setiap hari adalah resolusi. Gagal ulangi lagi, jautuh bangun lagi. Tetap semangat dan terus hadirkan inspirasi sobat, salam damai!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, Mas Martin, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Hahahaha, hmmm, tergantung bagaimana Mas Martin menilainya, tetapi supaya kita nggak beda persepsi, sebaiknya bisa ditanyakan kembali secara pribadi lewat email, Mas.

      Wah, luar biasa responsnya, Mas Martin! Terima kasih juga sudah menghadirkan inspirasi di kolom komentar ini. Salam damai!

      Hapus
  3. gw termasuk orang yang malah ga pernah sama sekali buat resolusi di awal tahun, karna gw pikir sama saja kalo tidak usaha yang kuat :D,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, Mas. Kalau belum dibarengi tekad + usaha yang kuat resolusinya kira-kira bakal terwujud nggak, ya? Mungkin nggak sesuai harapan? Hahahaha

      Hapus
  4. Selamat malam mbak salam kenal, berbicara resolusi alhamdullilah sudah terwujud satu tinggal satu yang belum tercapai jodoh mbak yang belum juga temukan titik terang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga ya, Mbak Tari. Hahahaha, sama Mbak, saya juga kalau urusan jodoh itu masih sepenuhnya berserah diri kepada Yang di Atas... Eh tapi semoga cepat dipertemukan ya, Mbak!

      Hapus
  5. Aku termasuk orang yang takut untuk melakukan dan mencoba sesuatu karena takut gagal. Tapi kadang akhirnya aku mencoba hal baru dan membuang ketakutan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti tempo hari nyobain mie super pedas itu ya, Mbak? Ya wajar sih takut, karena itu sesuatu yang belum pernah kita cobain sebelumnya. Kita nggak bisa mengantisipasi entah apa yang terjadi, jadi belum sempat mempersiapkan diri menghadapi resikonya. Bagus andai hasilnya sesuai ekspektasi, tapi jika bikin buntung? Alamak! Tetapi kalau nggak dicoba kita nggak bakal pernah tahu. Yah, serba berisiko memang!

      Hapus

Hey, what did you think of the article? Join the discussion and let me know below!